Hai vapers! Pernah denger temen kamu ngomongin soal gaya vaping MTL dan DTL di tongkrongan? Atau kamu sendiri lagi penasaran, gaya vaping mana sih yang paling cocok buat kamu?
Yap, kedua gaya vaping ini emang punya pengaruh besar terhadap pengalaman ngebul kamu. Soalnya, baik MTL maupun DTL sama-sama punya sensasi yang berbeda dan khas. Nah, biar kamu gak bingung lagi dan bisa pilih sesuai selera, yuk lanjut baca artikel ini sampai habis!
Apa itu MTL (Mouth To Lung)?
MTL adalah singkatan dari Mouth To Lung, alias “mulut dulu baru ke paru-paru”. Cara ngebulnya mirip banget kayak orang lagi ngerokok konvensional. Jadi kamu sedot dulu uapnya ke mulut, tahan sebentar, baru deh masukin ke paru-paru.
Karakteristik MTL:
- Cocok buat mantan perokok yang baru beralih ke vaping.
- Produksi uap lebih sedikit, tapi rasa lebih kuat dan nikmat.
- Biasanya pakai coil kecil, airflow ketat, dan salt nic atau liquid dengan nikotin tinggi.
- Irit liquid dan baterai, cocok buat daily vaping.
MTL Cocok Untuk:
- Vapers yang suka sensasi hisap seperti rokok.
- Pengguna pod system atau device low wattage.
- Kamu yang pengen lebih hemat dan discreet saat ngebul.
Apa Itu DTL (Direct To Lung)?
DTL atau Direct To Lung berarti kamu langsung menghirup uapnya dari device ke paru-paru, tanpa ditahan dulu di mulut. Cara ini mirip kayak ambil napas dalam-dalam—dan hasilnya, uap yang dihasilkan pun jauh lebih banyak.
DTL (Direct to Lung) identik dengan pengguna mod device, dan itu bukan tanpa alasan. Gaya vaping DTL punya karakteristik yang memang cocok dipadukan dengan perangkat bertenaga besar seperti mod.
Karakteristik DTL:
- Produksi uap besar dan tebal—cloud chaser pasti suka!
- Cocok buat kamu yang cari pengalaman vaping yang lebih “nendang”.
- Biasanya pakai coil besar, airflow lebar, dan liquid freebase dengan nikotin rendah.
- Konsumsi liquid dan baterai lebih boros, tapi sensasi vaping-nya maksimal.
DTL Cocok Untuk:
- Vapers yang suka bikin “clouds” alias uap besar.
- Pengguna mod device atau sub-ohm tank.
- Kamu yang suka rasa dan performa vaping maksimal tanpa terlalu peduli soal hemat.
Pod Bisa untuk DTL Vaping?
Pertanyaan ini sering banget muncul, apalagi buat kamu yang udah nyaman pakai pod tapi penasaran sama sensasi ngebul ala DTL (Direct to Lung). Nah, jawabannya adalah bisa banget, tapi ada syaratnya.
1. Pilih Pod yang Support DTL
Gak semua pod cocok buat DTL. Umumnya, pod standar dirancang untuk MTL (Mouth to Lung) karena ukuran coil kecil, airflow sempit, dan watt rendah.
Tapi sekarang banyak kok pod DTL friendly yang hadir di pasaran. Ciri-cirinya:
- Punya coil sub-ohm (biasanya 0.6Ω ke bawah)
- Daya output lebih tinggi (20W ke atas)
- Airflow yang bisa diatur dan cukup lega
- Kapasitas baterai lebih besar
Contoh: beberapa pod dari Oxva, Vaporesso, Voopoo, dan Geekvape udah punya seri pod yang bisa support DTL
2. Gunakan Liquid Freebase
Kalau kamu mau ngebul DTL di pod, sebaiknya gunakan liquid freebase dengan kadar nikotin rendah (biasanya 3mg atau 6mg).
Kenapa harus freebase? Karena:
- Freebase cocok untuk DTL karena formulanya ringan dan bisa dipakai di watt tinggi tanpa bikin tenggorokan terlalu “nendang”
- DTL butuh volume uap yang besar, dan freebase lebih mendukung produksi uap yang tebal
Selain freebase, kamu juga bisa pakai liquid bertanda “pod friendly”. Jenis ini biasanya punya rasio VG/PG yang lebih seimbang (seperti 60/40 atau 50/50), sehingga tetap nyaman dipakai di pod berdaya lebih tinggi untuk DTL tanpa bikin coil cepat rusak.
Hindari liquid salt nic untuk DTL karena nikotinnya tinggi dan lebih cocok untuk MTL—kalau dipaksakan, bisa bikin batuk, pusing, atau throat hit yang terlalu keras.
3. Pastikan Airflow & Watt-nya Sesuai
DTL butuh aliran udara yang lebih bebas dan watt yang cukup tinggi biar bisa menghasilkan uap banyak dalam satu tarikan.
Jadi pastikan device kamu punya fitur adjustable airflow dan bisa naik watt-nya. Kalau airflow sempit, rasanya akan terlalu ketat buat DTL.
4. Perhatikan Kapasitas Baterai
Karena DTL butuh power lebih tinggi, otomatis daya baterai juga cepat terkuras. Kalau kamu sering DTL-an, lebih baik pakai pod dengan baterai minimal 1000mAh ke atas biar gak sering ngecas.